Kedekatan Ayah-Anak Bisa Halau Pornografi dan Seks Bebas


Bendri menganjurkan para ayah untuk mengevaluasi hubungan dengan anak-anak mereka




Hidayatullah.com–Dalam tumbuh kembang anak, peranan ayah sangat besar, bahkan sampai berefek pada pengendalian syahwat anak-anaknya.


Demikian disampaikan Bendri Jaisyurrahman, Direktur Kokoh Keluarga Indonesia (KKI), dalam Majelis Ayah, “Menjadi Ayah Inspiratif-Kupas Tuntas Pornografi, Free Sex dan Cinta” Sabtu, 21 Februari 2015, di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan.


Ia mengatakan, pesan-pesan ayah akan kembali diingat anak-anaknya. Semakin kuat hubungannya dengan ayah, si anak semakin memiliki data berbagai pesan yang terhunjam dalam hatinya.


“Nasihat seperti, Nak, jaga kesucianmu! Jaga nama baik keluarga!,” doktrin semacam itu, lanjut Bendri, akan menjadi panduannya kelak saat berhadapan dengan situasi negatif.


Di saat ia terdesak dan berpeluang berbuat kemaksiatan, maka ingatan tentang nasihat yang pernah tertanamkan, bisa tiba-tiba muncul.


Bendri mencontohkan kisah Nabi Yusuf AS saat digoda Zulaikha. Ternyata saat beliau hampir saja menuruti hawa nafsunya dan tergoda, wajah ayahnya, Nabi Ya’kub AS, tiba-tiba terpampang jelas di hadapannya. Rentang jarak ribuan kilo antara Mesir dan Palestina, tidak memadamkan ikatan batin keduanya. Seorang ayah tetap menjadi inspirasi.


Dalam penglihatannya itu, ayahnya seperti menunjuk kepadanya dan berkata: “Jagalah kesucian dirimu karena engkau seorang Nabi!” Nafsu syahwat Nabi Yusuf AS, terhempas seketika. Serta merta Ia menjauhi Zulaikha.


Bendri menganjurkan para ayah untuk mengevaluasi hubungan dengan anak-anak mereka. Hal ini berdasarkan data yang ditemukan Yayasan Kita dan Buah Hati bahwa hampir 75 persen anak-anak Indonesia sudah terpapar pornografi. Mirisnya, mereka merupakan anak-anak dari kalangan keluarga yang baik.


“Sebagian besar dari mereka adalah anak yang ikut-ikutan. Sebagian besar yang saya temui, mengatakan, mereka tahu bahwa itu dilarang. Tapi mereka ikut tren. Kalau tidak begitu, tidak punya teman,” lanjut alumni Universitas Indonesia dan Ma’had Utsman bin Affan, Jakarta itu.


Hal ini diperparah dengan lingkungan yang memfasilitasi. Melalui komik dan game online, pornografi tersebar luas dan bisa diakses anak dibawah umur.


“Mereka yang tidak memiliki figur ayah dirumahnya sebagai inspirasi, beralih menonton itu dan menganggapnya sebagai hal biasa saja. Situasi itulah yang membuat kebutuhan akan kehadiran ayah, tinggi,”tegasnya.*






Previous
Next Post »