Halalkah Binatang yang Tidak Disebut Nama Allah Saat Menyembelihnya?

Bagaimana hukumnya seorang muslim yang menyembelih binatang yang halal dimakan, namun tanpa menyebut nama Allah saat menyembelihnya?


Jawab


Terjadi perbedaan pendapat apakah seorang muslim wajib menyebut nama Allah saat menyembelih binatang.


1. Wajib, jika tidak disebut maka sembelihannya haram. Imam Dawud dan Abu Tsaur menyatakan


هِيَ وَاجِبَةٌ مَعَ الذِّكْرِ وَالنِّسْيَانِ فَإِنْ تَرَكَهَا عَامِدًا أَوْ نَاسِيًا حَرُمَتْ


(menyebut nama Allah saat menyembelih) adalah kewajiban, saat ingat maupun lupa, jika tidak disebut, baik sengaja maupun lupa maka (sembelihannya) haram dimakan.[1]


Diantara alasannya adalah:


وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ


Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya[2]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (Al An’aam 121)


2. Wajib saat ingat, kalau ingat namun sengaja tidak menyebut nama Allah saat menyembelih, maka sembelihannya haram dimakan, adapun kalau lupa menyebut nama Allah maka sembelihannya tetap halal dimakan. Imam Abu Hanifah dan Sufyan Ats Tsaury menyatakan:


هِيَ وَاجِبَةٌ مَعَ الذِّكْرِ دُونَ النِّسْيَانِ فَإِنْ تَرَكَهَا عَامِدًا حَرُمَتْ وَإِنْ تَرَكَهَا نَاسِيًا حَلَّتْ.[3]


3. Sunnah, ini adalah pendapat madzhab Syafi’i dan juga Abdullah ibn Abbas ra. Seorang muslim yang menyembelih binatang tanpa melafalkan nama Allah saat menyembelih, baik sengaja atau karena lupa, maka sembelihannya tetap halal dimakan. Imam al Mawardi dalam al Hâwi al Kabîr, juz 15 hal 95 menyatakan:


قَدْ ذَكَرْنَا أَنَّ التَّسْمِيَةَ عِنْدَ الذَّبْحِ فِي الضَّحَايَا وَاللَّحْمِ، وَعِنْدَ إِرْسَالِ الْجَوَارِحِ عَلَى الصَّيْدِ سُنَّةٌ وَلَيْسَتْ بِوَاجِبَةٍ فَإِنْ تَرَكَهَا ذَاكِرًا أَوْ نَاسِيًا حَلَّتِ الذَّبَائِحُ وَصَيْدُ الْجَوَارِحِ.


Beberapa alasan Ulama madzhab Syafi’i, antara lain:


1. Al Barâ bin ‘Âzib meriwayatkan bahwa Rasulullah menyatakan:


الْمُسْلِمُ يَذْبَحُ عَلَى اسْمِ اللَّهِ سَمَّى أَوْ لَمْ يُسَمِّ


Seorang muslim itu menyembelih atas nama Allah, baik dia sebut (dengan lidah) atau tidak. (al Hâwi al Kabîr, juz 15 hal 95). [4]


2. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seorang lelaki berkata: “wahai Rasulullah, kami menyembelih binatang, namun lupa untuk menyebut nama Allah (saat menyembelih), maka Rasulullah bersabda:


اسْمُ اللَّهِ عَلَى قَلْبِ كُلِّ مسلمٍ


“nama Allah itu ada dalam hati setiap muslim” (al Hâwi al Kabîr, juz 15 hal 95)


Hanya saja halalnya itu adalah untuk sembelihan normal, bukan dengan cara dicekik, dipukul atau dibanting, bukan juga sembelihan untuk dijadikan tumbal/persembahan kepada jin. Allah berfirman:


حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ


Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (Al Maa-idah 3). Allaahu A’lam. [M.Taufik N.T]


Baca Juga:


[1] Imam al Mawardi, al Hâwi al Kabîr, juz 15 hal 95


[2] Tafsir Jalalain: seumpamanya karena mati dengan sendirinya atau disembelih dengan menyebut asma selain-Nya terkecuali apa yang disembelih oleh orang muslim, sekali pun tidak menyebut nama-Nya sewaktu menyembelihnya baik secara sengaja atau pun karena lupa, maka sembelihannya tetap halal, demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, yang kemudian dianut oleh Imam Syafii.


بِأَنْ مَاتَ أَوْ ذُبِحَ عَلَى اسْم غَيْره وَإِلَّا فَمَا ذَبَحَهُ الْمُسْلِم وَلَمْ يُسَمِّ فِيهِ عَمْدًا أَوْ نِسْيَانًا فَهُوَ حَلَال قَالَهُ ابْن عَبَّاس وَعَلَيْهِ الشَّافِعِيّ


[3] Imam al Mawardi, idem


[4] Imam Al Baihaqi memuat satu bab dalam sunan as sughra: بَابُ الْمُسْلِمِ يَذْبَحُ عَلَى اسْمِ اللَّهِ وَإِنْ لَمْ يَذْكُرْهُ بِلِسَانِهِ


) Seorang muslim itu menyembelih atas nama Allah, walaupun dia tidak menyebutnya dengan lidahnya), lalu meriwayatkan :


أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ، أنا أَبُو دَاوُدَ، أنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، أنا سُلَيْمَانُ بْنُ حَيَّانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ وَأَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْمُؤَمَّلُ، أنا أَبُو عُثْمَانَ عَمْرُو بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْبَصْرِيُّ، أنا سَعِيدُ بْنُ أَشْكَابِ، وَمُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مُظَفَّرٍ، قَالَا: أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، أنا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ قَوْمًا، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ قَوْمًا يَأْتُونَنَا بِلَحْمٍ لَا نَدْرِي: أَذُكِرَ اسْمُ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْ لَا. قَالَ: «سَمُّوا أَنْتُمْ وَكُلُوا» لَفْظُ حَدِيثِ سَعِيدٍ وَفِي رِوَايَةِ مُحَمَّدِ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ: «فَسَمُّوا ذِكْرَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَكُلُوا» وَكَانُوا حَدِيثَ عَهْدٍ بِالْكُفْرِ


وَفِي رِوَايَةِ سُلَيْمَانَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ هَاهُنَا أَقْوَامًا حَدِيثُ عَهْدٍ بِشِرْكٍ يَأْتُونَنَا بِلُحْمَانَ لَا نَدْرِي يَذْكُرُونَ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا أَمْ لَا. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَكُلُوا»


وَفِي الْمَرَاسِيلِ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ الصَّلْتِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ذَبِيحَةُ الْمُسْلِمِ حَلَالٌ ذَكَرَ اللَّهَ أَوْ لَمْ يَذْكُرْ، إِنَّهُ إِنْ ذَكَرَ لَمْ يَذْكُرْ إِلَّا اسْمَ اللَّهِ»






Previous
Next Post »