‘Sinetron’ Bom Paris Buka Kedok Teroris

Foto Bom dan serangan paris
Oleh: Agus Setyawan (Korda BKLDK Solo Raya)
Media masih hangat memberitakan tentang aksi penyerangan di paris jumat (13/11). Mungkin, lebih tepat bukan berita akan tetapi sinetron. Kenapa? Bila kita cermati, maka akan kita menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam serangan tersebut. Bayangkan saja, negara sekaliber Perancis pada waktu yang berdekatan terjadi penyerangan di 6 titik yang berbeda dan intelejen tidak bisa mengendus kejadian tersebut. Lucunya lagi pelaku pengeboman meninggalkan pasport berkebangsaan Suriah yang masih“gress”. Bayangkan saja, sekelas penjahat kelas kakap bisa sampai meninggalkan jejak identitas yang jelas. Maka tidak berlebihan bahwa ini disebut Sinetron yang tidak bermutu.
Semakin jelas, adegan demi adegan tersebut justru semakin menunjukkan sebenarnya pemerintah Perancis lah Sutradara Sinetron tersebut. Lantas untuk apa “sinetron” ini dibuat? Yang dengan tega mengorbankan 153 nyawa warganya dan melukai 300 lainnya? Oprasi rahasia yang dilakukan pemerintah Perancis dirancang untuk memunculkan seolah-olah yang melakukan adalah entitas lain, untuk membenarkan menuju ke arah peperangan melawan orang-orang yang telah dituduh salah tersebut. Tujuannya adalah perang melawan terorisme (baca: mujahiddin).
Perancis ingin ikut andil dalam perang yang ada di Suriah maka untuk memuluskannya “Sinetron” ini dibuat. Benar saja, setelah kejadian tersebut, PM Perancis menyatakan serangan tersebut diatur oleh Suriah. Hal tersebut dikuatkan oleh pengakuan ISIS sebagai pihak yang melakukan serangan ini. Maka, pada senin (16/11) sebanyak 12 pesawat tempur, termasuk 10 pengebom, menjatuhkan 20 bom ke target di Raqqa, Suriah. Perancis pun langsung mengirim “kapal induk Charles De Gaulle akan berangkat ke Mediterania Timur pada hari kamis. Dengan kapasitas lebih banyak, tiga kali lipat,” kata Francois Hollande di depan anggota parlemen di Versailes, Prancis seperti dilansir AFD, selasa (17/11). Dengan modus memerangi ISIS sebenarnya Perancis ingin ikut andil menyerang para Mujahidin bukan ISIS nya. Semuanya sudah cukup jelas untuk membuktikan tujuan pembuatan sinetron ini dan siapa sutardara sesungguhnya. Serangan tersebut menjadi justifikasi kebijakan Perancis untuk meningkatkan serangan di Suriah.
Tentu, kita sebagai seorang Muslim harus cerdas menilai kejadian ini jangan sampai mengikuti arus menuduh Islam adalah teroris. Karena sunnguh perang melawan terorisme adalah perang melawan islam (frame di dunia saat ini -Peny). Negara barat dan sekutunyalah Teroris yang sesungguhnya yang menghilangkan jutaan nyawa manusia. Jangan pernah percaya dengan sandiwara mereka karena mereka sekali-kali tidak akan senang hingga kita menuruti kemauan mereka. (Agus/KalamUPI/DakwahMedia)
Previous
Next Post »