Cinta, Puncak Keberagamaan Manusia

INILAHCOM, Jakarta — Dalam kitab Al Mahabbah, Imam Al Ghazali menyatakan bahwa puncak perjalanan keberagamaan kita adalah al mahabbah alias cinta kepada Allah.

Sebagian sufi bahkan percaya, awal dan akhir kehidupan, pada dasarnya cinta itu pula. Karena cinta Allah menciptakan semesta, menciptakan kita, dan cinta pula yang kita temui di sepanjang kehidupan hingga kita semua kembali kepadaNya.

Kecintaan kepada Allah ini bahkan menjadi hal pokok. Iman, menurut Rosulullah SAW, adalah,”Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih engkau cintai dari apa pun.” Dan cinta itu begitu sehat. Karena sebagaimana psikolog terkemuka, Erich Fromm, banyak penyakit bisa disembuhkan dengan belajar mencintai. Sementara, percayalah pula balasan Allah selalu lebih hebat dari apa yang kita lakukan. Hadits riwayat Ahmad dan Al Thabrani berbunyi,” Barang siapa yang mendekati Allah sesiku, Dia akan mendekatinya sehasta. Barangsiapa mendekati Allah dengan berjalan, Allah akan menyambutnya dengan berlari…”

Para pencinta seperti itu yang dijanjikan Allah dalam komunikasi yang indah antara Sang Khalik dengan Nabi SAW pada malam isra mikraj, untuk mendapatkan cinta-Nya. “Aku membukakan mata hati dan pendengarannya, sampai dia mendengar dan melihat dengan mata hatinya pada kebesaranKU..” [ dsy]

from Mozaik Inilah/Pusat Media Islam



from
via Pusat Media Islam
Previous
Next Post »