SUATU ketika, matahari bersinar begitu terik seakan tak mau ada satu makhluk bumi pun yang luput dari panas tubuhnya. Dalam keadaan yang demikian ini, seorang hamba Allah berjalan.
Panas yang menerpa tubuhnya membuat hamba itu berpikir, “Mengapa Allah tak kunjung menurunkan hujan? Begitu burukkah kelakuan manusia di negeri ini sehingga Allah memberikan cuaca yang sangat panas seperti ini?”
Tiba-tiba, atas kehendak Allah SWT sang hamba mendengar suara dari langit yang berseru, “Turunkanlah hujan di kebun si Fulan. ”
Sang hamba lalu menengadah menatap langit dan menyaksikan segunduk awan hujan berjalan menuju suatu tempat dengan perlahan. Sambil dihinggapi rasa penasaran, sang hamba mengikuti awan itu hingga berhenti dan menaungi sebuah tempat yang tanahnya berbatu hitam.
Di tempat itu, awan menurunkan hujan yang deras hingga airnya mengalir pada parit-parit di bawahnya. Sang hamba lalu berjalan mengikuti aliran parit-parit itu sampai ia melihat seorang laki-laki yang sedang mengatur jalannya aliran air agar dapat mengaliri kebunnya dengan menggunakan sebuah cangkul.
Sang hamba lalu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?”
“Fulan,” jawab pemilik kebun sambil menyeka keringat dari dahinya.
“Itu nama yang terseru dari langit tadi,” pikir sang hamba Allah.
“Mengapa engkau bertanya tentang namaku?”
“Wahai saudaraku, sesungguhnya aku telah mendengar suara dari langit yang menyerukan agar awan-awan hujan menurunkan air yang bisa mengaliri kebunmu. Padahal di tempat lain di negeri ini matahari bersinar begitu terik. Apakah amalan yang telah engkau perbuat saudaraku, sehingga mendapat berkah seperti ini?”
Pemilik kebun lalu menjawab, “Kau telah melihat seluruh kejadian ini, maka akan kuceritakan padamu apa yang kulakukan dengan kebunku ini. Sesungguhnya aku selalu menunggu hasil panen kebunku. Aku bersedekah dengan sepertiga hasil panen itu, sepertiga lagi aku gunakan untuk makanku dan keluargaku, dan sepertiga lainnya aku infaqkan untuk berjuang di jalan Allah SWT. ” []
Sumber: Muhammad Teladanku/Eka Wardhana & Tim Syaamil Books/Penerbit:Syaamil Books/2014
islampos mobile :
Redaktur: Saad Saefullah
from Islampos
from
via Pusat Media Islam
ConversionConversion EmoticonEmoticon