Akhir-akhir ini lagi banyak diberitakan mengenai kisruh carut marut renegosiasi perpanjangan kontrak Freeport yang menyangkut pautkan banyak elit politik. Apakah nantinya negara benar-benar akan memperpanjang kontrak, atau kah tetap lanjutkan kerja sama sampai pada akhirnya yang tersisa untuk rakyat hanyalah ampas-ampasnya saja.
Sambil menanti apa yang akan dilakukan pemerintah nantinya, mari kita coba meraba-raba jika Freeport yang katanya habis kontrak 2021 itu benar-benar kembali ke pelukan Indonesia. Kira-kira apa yang mungkin akan terjadi? Simak ulasan berikut.
1. Amerika Kebakaran Jenggot
Freeport mungkin milik Indonesia, namun sejatinya perusahaan ini sangat menguntungkan Amerika. Pada tahun 2010 kemarin, Freeport berhasil menyumbangkan sekitar $ 5,9 miliar. Jumlah ini diperkirakan stabil bahkan terus merangkak signifikan dari tahun ke tahun. Indonesia selama ini hanya menerima beberapa persen dari keuntungan mereka, serta juga dari pajak-pajaknya.
Lalu bagaimana jika Freeport jadi miliki kita? Tentu saja Amerika takkan tinggal diam. Mereka takkan melepaskan begitu saja dana-dana segar $ 5,9 miliar tiap tahunnya. Amerika mungkin akan melakukan segala cara hingga akhirnya Freeport bisa dikelola lagi. Mungkin dengan dalih memberdayakan masyarakat setempat atau sistem bagi hasil yang lebih tinggi lagi.
2. Gerakan Separatis Setempat Akan Dipersenjatai
Seperti yang kita tahu, ada oknum Papua yang menginginkan daerah ini lepas dari Indonesia dan kemudian berdiri sendiri. Salah satu misi mereka adalah pengelolaan Freeport oleh rakyat dan untuk rakyat. Selama ini mereka juga sering melakukan perlawanan misalnya kejadian penembakan aparat oleh beberapa pelaku yang diduga adalah kawanan separatis tersebut.
Momen carut marut Freeport mungkin akan jadi strategi yang bagus bagi mereka untuk melakukan aksi yang lebih besar. Bahkan bisa jadi pula mereka mungkin dipersenjatai oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan. Kita tak menginginkan hal ini terjadi, namun sepertinya negara harus bersiap dengan kemungkinan terburuk. Perang misalnya.
3. Australia Makin Gencar Dukung Papua Merdeka
Pihak-pihak luar ternyata juga ada yang mendukung lepasnya Papua dari Indonesia. Salah satu yang kiprahnya paling aktif adalah Australia. Hal tersebut pernah ditunjukkan dalam sebuah pertemuan antara Australia, para aktivis dan juga perwakilan dari negara Oceania lain seperti Selandia Baru dan Vanuatu. Mereka membahas dukungan agar Papua bisa menentukan nasibnya sendiri. Hal ini bisa diartikan jika mereka ingin Papua bisa merdeka.
Sambil menanti apa yang akan dilakukan pemerintah nantinya, mari kita coba meraba-raba jika Freeport yang katanya habis kontrak 2021 itu benar-benar kembali ke pelukan Indonesia. Kira-kira apa yang mungkin akan terjadi? Simak ulasan berikut.
1. Amerika Kebakaran Jenggot
Freeport mungkin milik Indonesia, namun sejatinya perusahaan ini sangat menguntungkan Amerika. Pada tahun 2010 kemarin, Freeport berhasil menyumbangkan sekitar $ 5,9 miliar. Jumlah ini diperkirakan stabil bahkan terus merangkak signifikan dari tahun ke tahun. Indonesia selama ini hanya menerima beberapa persen dari keuntungan mereka, serta juga dari pajak-pajaknya.
Amerika yang punya kepentingan besar di Freeport tentu tidak akan tinggal diam |
2. Gerakan Separatis Setempat Akan Dipersenjatai
Seperti yang kita tahu, ada oknum Papua yang menginginkan daerah ini lepas dari Indonesia dan kemudian berdiri sendiri. Salah satu misi mereka adalah pengelolaan Freeport oleh rakyat dan untuk rakyat. Selama ini mereka juga sering melakukan perlawanan misalnya kejadian penembakan aparat oleh beberapa pelaku yang diduga adalah kawanan separatis tersebut.
Mungkin saja mereka yang berkepentingan akan mempersenjatai kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan agar Papua bisa lepas dari Indonesia |
3. Australia Makin Gencar Dukung Papua Merdeka
Pihak-pihak luar ternyata juga ada yang mendukung lepasnya Papua dari Indonesia. Salah satu yang kiprahnya paling aktif adalah Australia. Hal tersebut pernah ditunjukkan dalam sebuah pertemuan antara Australia, para aktivis dan juga perwakilan dari negara Oceania lain seperti Selandia Baru dan Vanuatu. Mereka membahas dukungan agar Papua bisa menentukan nasibnya sendiri. Hal ini bisa diartikan jika mereka ingin Papua bisa merdeka.
Australia mungkin akan bakal makin vokal menyuarakan kebebasan Papua |
4. Ancaman Pembunuhan Terhadap Tokoh-Tokoh Penting
Ingat kasus Fidel Castro? Gara-gara pemimpin Kuba ini menasionalisasi beberapa aset negara, ia pernah mengalami percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh CIA. Bahkan sudah tak terhitung berapa kali kawan karib Che Guevara itu akan dibunuh dengan cara ekstrim dan tak masuk akal. Hal yang sama juga mungkin akan digencarkan oleh pihak-pihak berkepentingan jika sampai Freeport jatuh ke tangan Indonesia.
Fidel Castro sudah pernah mengalami hal buruk semacam ini |
5. Freeport Mungkin Akan Diambil Paksa Dari Tangan Indonesia
Ketika segala cara gagal dilakukan, maka tak ada pilihan lain selain menggunakan militer sebagai solusi akhir. Keterlibatan militer dalam hal ini sangat mungkin terjadi. Skenarionya adalah berdalih mendukung gerakan separatis yang katanya mengalami ketidakadilan dan sebagainya. Sama seperti konflik yang sekarang ini tengah bergolak di Timur Tengah.
Jika tak ada jalan, maka invasi militer adalah satu-satunya jalan |
Tak perlu resah setelah membaca ini karena deretan ulasan di atas hanyalah skenario saja. Tentu saja kita sama-sama berharap jika kejadian di atas tak pernah terjadi. Harapan lain juga diberikan kepada pemerintah yang mudah-mudahan bisa bersikap bijak mengenai polemik yang sudah bertahun-tahun jadi pembicaraan ini. Fokuskan kepada kepentingan rakyat dan negara, jangan sampai salah keputusan dan akhirnya jadi blunder yang disesali sampai bertahun-tahun
ConversionConversion EmoticonEmoticon