Khutbah Jum’at : Dibalik Selubung Asap


oleh : M Taifuk NT

Bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera masih terus berlangsung terutama di Riau dan Jambi[1]. Akibatnya, puluhan ribu orang terjangkit inspeksi saluran pernafasan atas, hingga bandara lumpuh tak beroperasi.
Ketika terjadi bencana, paling tidak ada tiga analisa yang sering diajukan untuk mencari penyebabnya. Pertama, azab/teguran dari Allah karena banyaknya maksiyat yang dilakukan. Kedua, ujian dari Allah. Ketiga, sunnatullah yang biasa terjadi.
Berkaitan dengan bencana asap, ketiga penyebab tersebut terpenuhi.
Kemaksiatan bukan hanya marak, namun sudah menjadi kebanggaan baik di tingkat pemimpin maupun sebagian rakyat. Perintah atau ajaran agama banyak yang tidak diindahkan, orang-orang miskin diterlantarkan, hukum dipermainkan, hanya tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
Si miskin Busrin, yang tidak mampu membeli gas walau hanya 3 kg, harus dihukum 2 tahun dan denda Rp 2 miliar karena mencari kayu bakar dengan menebang kayu mangrove di Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur, sementara PT NSP (National Sago Prima), perusahaan yang terbukti membakar hutan hanya didenda Rp 2 miliar dan bosnya dibiarkan bebas. (Detik.com, 09 Sep 2015). Padahal ketidakadilan hukum seperti inilah pangkal hancurnya sebuah bangsa, Rasulullah bersabda:

فَإِنَّمَا أَهْلَكَ النَّاسَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

“Sesungguhnya hancurnya manusia (umat) sebelum kalian karena apabila ada yang mencuri dari kalangan bangsawan mereka, mereka membiarkannya, dan apabila yang mencuri dari kalangan lemah, mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi dzat yang diri Muhammad di tangan-Nya seandainya Fathimah anaknya Muhammad mencuri pasti aku potong tangannya”. (HR. Al Bukhari)
Adapun bagi orang yang beriman, yang senantiasa menjaga diri dari maksiyat, maka berbagai bencana adalah ujian. Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ صَبَرَ فَلَهُ الصَّبْرُ وَمَنْ جَزِعَ فَلَهُ الْجَزَعُ

Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Maka barangsiapa yang bersabar maka baginya kesabaran dan barangsiapa yang berkeluh kesah maka baginya keluh kesah(HR. Ahmad).
Dari sisi sunnatullah, asap adalah hal alami yang muncul dari pembakaran. Namun masalahnya adalah mengapa bisa terjadi pembakaran hutan seluas itu? Apa jasa perusahaan-perusahaan tersebut sehingga mereka diberikan hak menggunakan tanah ribuan hektar sementara rakyat yang lain tidak memiliki tanah? Tidak lain ini karena kita tidak mau merujuk dan menggunakan aturan Allah tentang hukum-hukum tanah, seperti ihyâul mawât (menghidupkan tanah mati), iqtha’ (pemberian kepada individu), dan hima(penetapkan suatu area untuk dijadikan sebagai kawasan lindung yang difungsikan untuk kemaslahatan umum), juga hukum-hukum berkaitan dengan pengelolaan kekayaan umum (milkiyyah âmmah). Sungguh ironis, negeri yang luas dan subur ini, sebagian rakyatnya tidak punya tanah sehingga  harus menjadi buruh perkebunan asing, tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke negeri jiran.
Pendek kata, pengelolaan sumber daya alam yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah  merupakan kemaksiyatan yang akan menjadikan pelakunya kehilangan predikat taqwa, padahal iman dan taqwa adalah kunci kesejahteraan dan keberkahan.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raf : 96). 


Download Khutbaih ini dalam  PDF LENGKAP
Previous
Next Post »