Manfaat Buah Kurma Disaat Berbuka

kurma1Muslimdaily.net – Kurma selalu tersedia saat buka puasa. Sebab konsumsi kurma menjadi sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW ketika berbuka. Namun Rasulullah SAW lebih mendahulukan kurma basah yang baru masak (ruthab) dibanding kurma kering (tamr).

Selama ini kurma dikenal berwarna cokelat dengan tekstur kering. Padahal buah kurma sendiri punya serangkaian tahap pematangan sebelum dipanen.

Dilansir detik. Buah kurma awalnya keras dan berwarna hijau. Setelah beberapa minggu, kurma melalui tahap ruthab. Kulitnya yang keras menjadi lunak dan warna berubah cokelat mulai dari ujungnya. Perlahan-lahan ke seluruh bagian seiring proses pematangan. Rasanya pun jadi lebih juicy manis.

Rasulullah SAW menganjurkan berbuka puasa dengan ruthab. Bila tidak ada, dapat mengonsumsi tamr. Kurma tahap terakhir ini sudah matang sepenuhnya dan sangat manis.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra beliau berkata:

“Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab sebelum melaksanakan shalat, jika tidak ada ruthab, dengan tamr dan jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Baihaqi, Al-Hakim, Ibn Sunni, Nasai, Ad-Daruquthni dan lainnya)

Ruthab banyak mengandung unsur gula, yaitu glukosa dan fruktosa. Kandungan gula dalam ruthab dapat dicerna sekaligus diserap dengan cepat dan mudah oleh tubuh. Selain itu buah kurma ini juga tinggi kalsium dan zat besi.

Sebanyak 100 gram (sekitar 8-10 butir) kurma segar mengandung energi 213 kkal, 1,5 gr protein, 42,4 gr air, dan 0,14 gr lemak.
Sedangkan kurma kering energinya 314 kkal, 2,14 gr protein, 15,2 air, 0,38 gr lemak.

Kandungan total gula semakin tinggi seiring makin matangnya kurma. Pada tahap tamr, total gula berkisar 77,97%-79,39%. Peningkatan konsentrasi gula terjadi karena berkurangnya kandungan air dalam kurma di tiap tahap.

Adapun kandungan vitamin A dan C tinggi ditahap ruthab dan menurun sedikit saat sudah menjadi tamr. Begitu juga kandungan serat yang berkurang di tiap tahapan. Paling tinggi di tahap kimri (13,7%) dan paling rendah di tahap tamr (3,6%).

Rasulullah SAW juga mencontohkan buka puasa dengan buah kurma dalam bilangan ganjil. Misalnya satu, tiga atau lima buah. Konsumsinya bisa jadi pengembali energi sekaligus pengganjal perut.

Sempat dilakukan studi mengenai jumlah konsumsi kurma. Peneliti menyebut orang yang mengidap diabetes dan masalah ginjal sebaiknya tidak mengonsumsi atau makan sangat sedikit kurma. Karena kurma bisa meningkatkan gula dan potassium dalam tubuh yang berakibat buruk pada kesehatannya.

Berdasarkan studi peneliti itu, ternyata kurma diubah tubuh jadi gula dan potassium bila dikonsumsi dalam jumlah genap. Tanpa memberi banyak energi. Menariknya, bila kurma dimakan dalam jumlah ganjil, sebagian besar akan diubah tubuh jadi karbohidrat sehingga menambah energi.

Selain kurma, air juga memegang peranan penting untuk buka puasa. Dari Sulaiman bin ‘Amir ad-Dhobbiy ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu berbuka, maka berbukalah dengan kurma. Jika tidak menemukan, berbukalah dengan air, karena sesungguhnya air itu pembersih.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

Kurma dan air sangat dianjurkan untuk buka puasa. Bidang kedokteran menyebut gula dan air merupakan zat pertama yang diperlukan orang setelah berpuasa menahan makan dan minum.

Saat puasa, lambung kosong dari makanan. Konsumsi kurma dan air bisa membuat hati langsung menyuplainya ke seluruh organ tubuh dan mengubahnya jadi energi.

Sebab karbohidrat dalam kurma lebih mudah sampai ke hati dan lebih sesuai dengan organ ini. Apalagi konsumsi kurma matang yang masih segar seperti ruthab.

Meneguk air selepas buka puasa dapat berfungsi mendinginkan panasnya lambung. Sehingga perut pun siap menerima makanan.

Kebanyakan kurma di Indonesia merupakan manisan kurma yang sudah diberi tambahan gula untuk pengawetan. Sangat sulit mendapat kurma segar seperti ruthab.

Karenanya perlu berhati-hati dengan jumlah konsumsi manisan kurma yang tinggi kandungan gula. Belum lagi saat buka puasa ada banyak asupan gula dari makanan lainnya.

from Muslimdaily/Pusat Media Islam



from
via Pusat Media Islam
Previous
Next Post »