Ngarak Beduk, Tradisi Membangunkan Sahur

Tradisi khas Betawi ini mulai hilang. Dikalahkan oleh pengeras suara dan mesin alarm.

Dream – Memasuki bulan Ramadan, di beberapa daerah akan ditemui tradisi-tradisi unik. Salah satu tradisi unik yang tidak ditemukan di belahan dunia lain ialah tradisi membangunkan sahur. Di Jakarta, tradisi membangunkan sahur disebut dengan tradisi ‘ngarak bedug’ atau mengarak bedug.

Tapi tiap wilayah di Jakarta memiliki sebutan yang berbeda untuk tradisi ini. Masyarakat Betawi di kawasan Joglo, Condet, Buncit hingga daerah Tangerang menyebut tradisi ini dengan nama Ngarak Beduk. Adapun orang-orang Betawi yang tinggal di Jakarta Timur seperti Bekasi sering menyebutnya dengan Beduk Sahur.

Tradisi Ngarak Beduk atau Beduk Saur telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Betawi. Itu karena Jakarta di masa lalu masih terdiri dari hutan dan rawa-rawa. Jadi, untuk membangunkan sahur, orang-orang Betawi mengandalkan suara beduk.

Ketika budaya Betawi mulai dipengaruhi oleh budaya Tiongkok, orang Betawi menggunakan petasan. Suara keras yang ditimbulkan petasan dapat membuat orang terkejut dan akhirnya bangun. Alasan inilah yang kemudian digunakan untuk membangunkan orang sahur saat Ramadan.

Tetapi, memasuki abad ke-19, tradisi membangunkan orang menggunakan petasan tidak lagi dipergunakan. Orang lebih memilih menggunakan alat musik tradisional. Rebana, genta, genjring, dan gendang dipilih dan dikombinasikan. Suara yang dihasilkan dari alat musik itu terkadang disertai dengan pembacaan puisi atau lagu Betawi.

Biasanya jumlah peserta dalam tradisi ini mencapai puluhan orang. Mereka memiliki tugas tersendiri. Beberapa orang menarik gerobak berisi beduk. Beberapa lainnya memukul beduk dan membunyikan genta, rebana dan genjring. Sementara itu beberapa orang besar bernyanyi lagu-lagu Betawi untuk membangunkan orang.

Dulu, tak jarang kesenian Ondel-Ondel terlibat dalam tradisi Ngarak Beduk. Bahkan tradisi Ngarak Beduk sering di perlombakan antar kampung. Sayangnya, kini tradisi ini mulai jarang dilihat ditengah-tengah aktivitas Ramadan. Keberadaannya kalah mentereng dengan alarm di telepon genggam atau suara dari pengeras suara di masjid.

Suka artikel ini ?

RELATED NEWS

from dream/Pusat Media Islam



from
via Pusat Media Islam
Previous
Next Post »