Tips Saat Badai Menghatam Rumah Tangga

Tips Saat Badai Menghatam Rumah Tangga

Berbeda pendapat antara suami dan istri adalah hal yang biasa. Tak ada keluarga atau rumah tangga  yang tak pernah mengalami perbedaan.  Rumah tangga tanpa masalah ibarat sayur tanpa garam, tentu terasa hambar. Tapi apa yang terjadi jika konflik tak kunjung usai, bahkan menyebar tanpa ada solusi yang harus dilakukan.

Tidak ada rumah tangga tanpa problema, bahkan tidak seorang pun yang hidupnya lepas dari perbedaan dalam segala hal. Yang paling penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik. Karena keutuhan rumah tangga akan menjadi taruhan jika seseorang salah dalam menyelesaikan berbagai konflik di dalamnya.

Keluarga Bahagia Bukan Keluarga Tanpa Masalah

Sebagaimana keluarga muslim pada umumnya,  keluarga Nabi Muhammad SAW  juga tak luput dari permasalahan. Imam muslim meriwayatkan di dalam shahihnya tentang Umar  yang mendapati Rasul SAW sedang duduk dikelilingi istri-istrinya yang tampak ada masalah dan diam membisu. Umar kemudian bergumam “Aku akan mengatakan sesuatu yang dapat membuat Nabi SAW tertawa”. Ia kemudian berkata “Wahai Rasulullah, seandainya engkau melihat binti Kharijah (istri Umar ,pen) meminta belanja kepadaku, aku akan bangkit menghampirinya dan akan aku rengkuh lehernya (untuk meredam kemarahannya, pen)”. Seketika, Rasulullah SAW pun tertawa seraya bersabda “Mereka (yakni istri-istri Nabi SAW) ini sekarang berada di selilingku, juga sedang meminta uang belanja”

Gambaran keluarga Nabi SAW di atas  adalah bukti bahwa keluarga bahagia bukan berarti keluarga tanpa masalah. Masalah pasti ada, tapi  yang terpenting  bagaimana kita bisa mencari solusi, sehingga masalah bisa terselesaikan. Bukan  membiarkannya atau bahkan membesarkannya.

Pada prinsipnya, masalah  akan cepat selesai apabila terpenuhi tiga hal, yakni sebagai berikut:

 Menjadikan Islam sebagai landasan hidup

Dengan ketakwaan kepada Allah SWT, keluarga akan tetap berdiri kokoh sekalipun bermacam-macam gangguan.

ÙˆَÙ…َÙ†ْ ÙŠَتَّÙ‚ِ اللَّÙ‡َ ÙŠَجْعَÙ„ْ Ù„َÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ…ْرِÙ‡ِ ÙŠُسْرًا

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya dipermudahkan urusannya.” (QS. At Thalaq : 4)

Penyelesaian setiap masalah dalam rumah tangga haruslah dengan syariat Islam.

Bukan dengan logika yang dituntun oleh hawa nafsu. Hanya Allah yang Maha Tahu, mana aturan terbaik bagi kita  sebagaimana firmanNya “…….Bisa jadi kalian tidak menyukai sesuatu padahal sesuatu itu baik bagi kalian dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu padahal sesuatu itu buruk bagi kalian. Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui “(QS Al Baqarah[2] :216)

Dengan komitmen ini, maka suami maupun istri akan berusaha mencari solusi syariat Islam dalam setiap masalah rumah tangganya,  menjalankannya  dengan ikhlas, tak mengeluh dan penuh suka cita karena meyakini bahwa setiap keterikatan kepada syariat Islam   akan memastikan kebaikan baginya dan juga keridhaan Allah kepadanya.

Memahami fungsi dan kedudukan masing-masing sesuai dengan ketentuan Allah.

Kemudian fokus menjalankan kewajiban utamanya. Suami akan mengoptimalkan perannya  sebagai kepala keluarga yang  harus memberikan nafkah kepada seluruh anggota keluarga dan bertanggung jawab atas keselamatan, kehormatan dan kemuliaan anggota keluarganya. Istri atau ibu juga akan mengoptimalkan perannya sebagai pengatur rumah tangga dan pengasuh bagi anak-anaknya dan ia pun diharuskan melaksanakan hukum-hukum yang berkaitan dengan tugasnya. Ayah dan ibu akan membina dan mengarahkan anak-anak agar juga menjaga  ketentuan syariat. Berjalannya fungsi atau peran masing-masing anggota keluarga dengan mematuhi hak dan kewajiban yang sudah ditentukan syariat Islam  akan menjamin keluarga jauh dari pertengkaran (sekalipun bukan berarti tidak sama sekali).

Ketika akhirnya pertengkaran  tak terhindarkan, Islam juga telah memberi solusi. Pertengkaran  akan dilakukan tanpa melanggar aturan. Sekalipun saling sakit hati, mereka (suami dan istri)  tetap menjaga jangan sampai mendzalimi pasangannya. Dan mereka berusaha untuk menemukan jalan keluar . Bahkan ini menjadi kesempatan untuk mendulang pahala. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw bersabda:

 “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641).

Begitulah cara menyelesaikan atau memperkecil konflik dalam rumah tangga. Jika seseorang berusaha untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan fungsinya, mencari solusi berbagai permasalahan dengan islam, pasti Allah akan memberikan pada kita pilihan terbaik. Yang jadi pertanyaan, sudahkah kita melakukan poin-poin di atas ?. Hanya kita yang tahu. [majalah arsada edisi 75]
Previous
Next Post »