Dianggap Lebih Biadab dari Hewan, Pengacara Turki Ogah Bela Anggota ISIS

Berita Internasional Update

Pengadilan sebelumnya meminta Kementerian Kehakiman agar memindahkan persidangan anggota ISIS itu ke luar wilayah Nigde, dengan alasan keamanan




Hidayatullah.com—Para pengacara yang ditugaskan untuk membela 3 tersangka anggota ISIS dalam kasus pembunuhan di Provinsi Nigde telah mengundurkan diri, karena menilai perbuatan kliennya sangat buruk bahkan melebihi binatang liar.


Seorang warga sipil dan dua petugas keamanan terbunuh ketika para penyerang terduga anggota ISIS itu dilaporkan melancarkan tembakan ke arah pos pemeriksaan yang dijaga oleh polisi dan gendarmarie pada Maret 2014. Sebelas tersangka, termasuk ketiga orang itu, telah diajukan ke pengadilan.


Dilansir Today’s Zaman dari kantor berita Dogan, Asosiasi Pengacara Nigde dipaksa untuk menunjuk pengacara guna mendampingi ketiga tersangka itu, yang tetap bungkam saat persidangan pertama. Tiga pencaranya yang ditugaskan oleh asosiasi itu, Hurriyet Toker, Nail Gunduz dan Murat Turan hari Kamis (4/3/2015) meninggalkan ruang pengadilan saat sidang kedua digelar di Pengadilan Tinggi Pidana Nigde, setelah menyatakan bahwa mereka mengundurkan diri dari kasus itu.


Ketika para wartawan menanyakan alasan ketiga pengacara itu mengundurkan diri, Gunduz berkata, “Anda bisa membela hewan, tetapi [para tersangka] ini bahkan bukan binatang. Mereka bukan manusia. Itu mengapa saya meninggalkan kasus ini.”


Menurut kantor berita Dogan, pengadilan sebelumnya meminta Kementerian Kehakiman agar memindahkan persidangan ke luar wilayah Nigde, dengan alasan keamanan dan resiko akan menyulut kemarahan publik. Tetapi kemeneterian menolak permintaan itu.


Ketiga terdakwa, yang menghadiri persidangan lewat konferensi video dari penjara di Ankara, tetap memilih bungkam di persidangan kedua dan menolak menjawab pertanyaan hakim.


Ketiga orang yang diduga kuat anggota ISIS itu, Cendrim Ramadani, Benyamin Xu dan Muhammad Zakiri, ditangkap dan dijebloskan ke penjara di Ankara menyusul aksi penembakan tersebut.


Salah satu dari sebelas tersangka dalam kasus itu adalah seorang warga Suriah keturunan Turkmen yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok Free Syrian Army (FSA), dan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS, serta afiliasi Al-Qaidah. Selain orang itu ada Haisam Toubaljeh, yang dikalangan pers Turki dikenal sebagai Heysem Topalca. Menurut laporan Hurriyet Daily, dia adalah tersangka dalam kasus penembakan di Reyhanli. Dia juga diyakini terlibat dalam sejumlah kasus penyelundupan dan juga pengiriman hulu-hulu ledak roket ke Suriah yang dicegat aparat keamanan Turki pada Nopember 2013 di Adana.*






Previous
Next Post »