Puteri Indonesia Berkaos Gambar “Palu-Arit” Harusnya Ditangkap


Alfian membandingkan tidak adilnya aparat memperlakukan penggemar kaos Palu Arit dan pengguna kaos La Ilaha Illallah



Puteri Indonesia Berkaos Gambar “Palu-Arit” Harusnya Ditangkap

Pakai Kaos Palu Arit, Puteri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri Jadi perbincangan masyarakat




Hidayatullah.com- Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung menyampaikan protes terkait fenomena ketidakadilan yang sering terjadi di negeri ini pada Menteri Agama.


Salah satunya ialah sebagaimana Putri Indonesia yang dengan bebasnya bisa mengenakan kaos bergambar Palu- Arit, dimana gambar itu merupakan lambang dari gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang jelas-jelas telah dilarang karena pernah memberontak pemerintahan Indonesia sebelum Orde Baru.


“Kalau menggunakan undang-undang yang ada, mestinya Putri Indonesia itu ditangkap. Sementara saat ada orang memakai baju ISIS dianggap terlibat meski dari pihak yang benar,” tegas Alfian ketika menyampaikan masukan dan aspirasi dalam audienasi Forum Umat Islam (FUI) bersama Menteri Agama (Menag) di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (25/02/2015).


Pakar yang meneliti gerakan PKI selama 17 tahun ini dengan tegas menyampaikan kepada Menag Lukman Hakim Syaefudin jika gerakan PKI telah bangkit kembali di Indoensia.


“Itu bukan nihil saja, ada dalam ADRT ke-sepuluh. Kongres ke-sebelas yang dipersiapkan bulan Maret ini akan menerbitkan buku yang menjadi pegangan untuk membangun partai, infrastruktur, SDM, serta kader dalam rangka ulang tahun PKI yang ke-95 pada 23 Mei 2014,” papar Alfian.


Selain itu, Alfian juga menyampaikan jika dirinya mendapati sebuah foto Jokowi dengan background bendera yang cuma berwarna merah di Ngawi, Jawa Timur.


Sementara itu, saat menanggapi apa yang disampaikan oleh Alfian Tanjung terkait dengan kebangkitan PKI di Indonesia, Menag Lukman Hakim Syaefuddin justru menyatakan dirinya belum tahu mengenai soal itu.


“Saya belum tahu jika PKI masih ada dan telah bangkit lagi di Indonesia,” kata Lukman.*






Previous
Next Post »